Minggu, 08 Juli 2018

Paper Kewirausahaan 108 Resty Primadina "Pentingnya Manajemen Yang Baik dalam Mengelola Laboratorium Fisika SMA"


Pentingnya Manajemen Yang Baik dalam Mengelola Laboratorium Fisika SMA
Vina Serevina, Resty Primadina*
Prodi Pendidikan Fisika, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Jakarta, Jl. Rawamangun Muka 13320.


Email: beeathoney@gmail.com



Abstrak 
Keberadaan laboratorium Fisika di sekolah terkadang berubah fungsi menjadi ruang kelas,  alasannya  tidak tersedianya ruang belajar karena jumlah siswa yang banyak sehingga ruang belajar yang ada tidak bisa mencukupi. Selain tentang gedung laboratorium  manajemen pengelolaan laboratorium  juga harus mendapat perhatian khusus. Pengelolaan laboratorium tentunya tidak bisa diserahkan kepada guru pengampuh mata pelajaran saja, fungsi laboratorium dalamprosespendidikanadalahSebagai tempat untuk berlatih mengembangkan keterampilan intelektual melalui kegiatan pengamatan,pencatatan,dan pengkaji gejala-gejala alam.
Mengembangkan keterampilan motorik siswa Memberikan dan memupuk keberanian untuk mencari hakekat kebenaran ilmiah dari sesuatu objek dalam lingkungn alam dan sosial.
memupuk rasa ingin tahu siswa sebagai modal sikap ilmiah seseorang calon ilmuan,membina rasa percaya diri sebagai akibat keterampilan dan pengetahuan atau penemuan yang diperolehnya. Laboratorium harus ditata sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi dengan baik. Tata ruang yang sempurna, harus dimulai sejak perencanaan gedung sampai pada pelaksanaan pembangunan.

Kata Kunci: Laboratorium Fisika,Siswa,Pengelolaan

Abstract: The existence of Physics labs in schools sometimes turns function into classrooms, the reason is the unavailability of study space because of the large number of students so that the existing study space can not suffice. In addition to laboratory management laboratory management buildings should also receive special attention. Laboratory management can not be surrendered to the teacher of course subjects, laboratory functions in the process of education is a place to practice developing intellectual skills through observation, recording, and review of natural phenomena.Developing students' motor skills Giving and nurturing courage to seek the essence of the scientific truth of an object in the natural and social environment.cultivate a student's curiosity as a scientific attitude of a scientist's candidate, foster self-esteem as a result of his skills and knowledge or discoveries. The laboratory should be arranged in such a way that it can function properly. Perfect spatial planning should start from building planning to development implementation.

Keywords:Physics Laboratory,Student,Management





Pendahuluan

 Pengelolaan laboratorium yang kurang sungguh –  sungguh mulai dari saat  perencanaan, pembangunan sampai pada pemakaianya, Sebagai contoh masih ada laboratorium yang ukuran dan tata letak yang belum standar serta tidak adanya instalasi airnya. Selain tentang gedung laboratorium  manajemen pengelolaan laboratorium  juga harus mendapat perhatian khusus.

Pengelolaan laboratorium tentunya tidak bisa diserahkan kepada guru pengampuh mata pelajaran saja, Jika guru yang mengampuh mata pelajaran dia juga membimbing praktikum kemudian dibebani dengan tugas mengelola laboratorium hal ini sangat memberatkan, karena guru tidak cukup waktu untuk menyiapkan dan membereskan alat sebelum dan setelah praktikum kemudian ia harus mengajar di kelas lainnya, hal ini membuat proses praktikum menjadi tidak merangsang peserta didik untuk mendalami pelajaran tersebut,  sehingga pemanfaatan laboratorium Fisika kurang maksimal. 
Sekarang pertanyaannya adalah bagaimana membuat suatu laboratorium fisika agar menjadi suatu tempat yang dapat mendukung suatu proses pembelajaran yang lebih baik,dapat meningkatkan kreativitas anak dan dapat menstimulasi peserta didik untuk berpikir kritis. Komponen-komponen laboratorium fisika dapat dikategorikan dalam 5 komponen yang terdiri dari bangunan laboratorium, fasilitas laboratorium, alat-alat laboratorium, bahan-bahan, dan personil pengelola laboratorium.

Metodologi

            Pada penelitian ini digunakan metode penelitian kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu. Teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. (Sugiyono, 2012)

Pembahasan

Tata ruang yang sempurna, harus dimulai sejak perencanaan gedung sampai pada pelaksanaan pembangunan. Tata ruang yang baik mempunyai pintu masuk (in), pintu keluar (out), pintu darurat (emergency-exit), ruang persiapan (preparation-room), ruang peralatan (equipment-room), ruang penangas (fume-hood), ruang penyimpanan (storage - room), ruang staf (staff-room), ruang teknisi (technician-room), ruang bekerja (activity-room), ruang istirahat/ibadah, ruang prasarana kebersihan, ruang toilet, lemari praktikan (locker), lemari gelas (glass-rack), lemari alat-alat optik (opticals-rack), pintu jendela diberi kawat kasa agar serangga dan burung tidak dapat masuk, fan (untuk dehumidifier), ruang ber-AC untuk alat-alat yang memerlukan persyaratan tertentu.
Para personil akan terdiri dari beberapa orang yang jumlahnya akan tergantung pada keadaan laboratorium, jumlah praktikum dan tujuan para praktikum yang melaksanakan praktikum atau eksperimen di laboratorium itu. Yang ideal personal-personal yang akan terlibat langsung berdasarkan birokrasi dan hirarki tanggung jawab bidang kerja yang harus ditanganinya terdiri dari, masing-masing personal harus memahami dan mengerti bidang kerja yang menjadi tanggung jawabnya, sesuai dengan peraturan yang berlaku pada lembaganya dan selalu berorientasi pada tujuan dan fungsi laboratorium yang dibinanya.Antara para personil pengelola yang langsung dan jalur vertikal secara administrasi harus terbina dengan hubungan yang harmonis dan masing-masing dapat memahami bahwa mereka semua itu merupakan komponen-komponen dari system dan pendidikan.Dalam proses merawat laboratorium dan mengecek KIT yang didapatkan dari dinas pendidikan serta pengelolaan inventaris alat-alat laboratorium itu kita berkoordinasi antara petugas kebersihan,guru fisika yang hanya terdiri dari 2 orang serta wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana,kita saling bekerja sama agar laboratorium dapat terjaga dengan baik(Ema,2018).
Dalam pengelolaan laboratorium, ada 5 macam komponen laboratorium yang dapat dikategorikan dalam 2 kelompok, yaitu kelompok pengelola (sebagai sumber daya manusia) dan kelompok yang dikelola, yaitu bangunan laboratorium, fasilitas laboratorium, alat-alat laboratorium dan bahan-bahan laboratorium. Untuk tercapainya tujuan pembelajaran/praktikum, maka perlu mendapat perhatian yang serius terutama dari pihak yang berwenang baik secara teknis maupun administrativ. Pengelola laboratorium perlu mendapat perhatian terutama dari segi penggunaan waktu kerja, disiplin yang diperlukan, kesehatan personal yang bekerja dilaboratorium, dan yang paling penting keselamatan kerja personal/siswa di Laboratorium. Pengelolaan merupakan suatu proses pendayagunaan sumber daya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu sasaran yang diharapkan secara optimal dengan memperhatikan keberlanjutan fungsi sumber daya.

Kesimpulan

Pengelolaan laboratorium berkaitan dengan pengelola dan pengguna, fasilitas laboratorium (bangunan, peralatan laboratorium, KIT Fisika)dan aktivitas yang dilaksanakan di laboratorium yang menjaga keberlanjutan fungsinya. Pada dasarnya pengelolaan laboratorium merupakan tanggung jawab bersama baik pengelola maupun pengguna. Oleh karena itu, setiap orang yang terlibat harus memiliki kesadaran dan merasa terpanggil untuk mengatur, memelihara, dan mengusahakan keselamatan kerja.Mengatur dan memelihara laboratorium merupakan upaya agar laboratorium selalu tetap berfungsi sebagaimana mestinya. Sedangkan upaya menjaga keselamatan kerja mencakup usaha untuk selalu mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan sewaktu bekerja di laboratorium dan penangannya bila terjadi kecelakaan.


Saran

Para pengelola laboratorium hendaknya memiliki pemahaman dan keterampilan kerja di laboratorium, bekerja sesuai tugas dan tanggung jawabnya, dan mengikuti peraturan. Tata tertib kerja di laboratorium merupakan pedoman umum yang dirumuskan dirumuskan untuk menjaga keselamatan kerja dan memelihara fasilitas laboratorium.

Daftar Pustaka

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Setyaningrum, Rus. 2017. Efektivitas Pelaksanaan Praktikum Fisika Siswa SMA Negeri   Kabupaten Purwokerto. Jurnal Berkala Pendidikan Fisika. 03(1):83-84

Sundari, Retna. 2008. Evaluasi Pemanfaatan Laboratorium dalam Pembelajaran di Madrasah Aliyah Negeri Sekabupaten Sleman. Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan.12(2): 202.

Decaprio, Richard.2 013.Tips Mengelola Laboratorium Sekolah; IPA, Bahasa, Computer Dan Kimia. Jogjakarta: Diva press.

Dokumentasi Penelitian

(Dokumentasi Pribadi, 2018)


(Dokumentasi Pribadi, 2018)


(Dokumentasi Pribadi, 2018)

(Dokumentasi Pribadi, 2018)

1 komentar: