Selasa, 10 Juli 2018

Artikel Fisika Kebumian 108 - Sarah Salsabila - 3215141709 - "Penginderaan Jarak Jauh Untuk Mengetahui Kualitas Air Laut"


Penginderaan Jarak Jauh Untuk Mengetahui Kualitas Air Laut


Oleh
Ir. Vina Serevina, MM., Sarah Salsabila


Gambar 1 Salah satu pemanfaatan penginderaan jarak jauh untuk mengamati keadaan fisis lautan

“Sekarang sudah banyak pemanfaatan penginderaan jauh, apalagi untuk negara kepulauan besar seperti Indonesia penggunaan penginderaan jauh sangatlah berguna” – Ibu Hendayani, Humas LAPAN Pasar Rebo

Indonesia merupakan negara kepulauan yang mempunyai potensi sumberdaya alam pesisir dan lautan yang sangat besar. Potensi sumberdaya alam ini perlu dikelola dengan baik agar dapat dimanfaatkan secara optimal bagi kesejahteraan bangsa Indonesia dengan tetap memperhatikan dan melakukan usaha untuk menjaga kelestariannya. Sebagai negara kepulauan terbesar yang sebagian besar wilayahnya terdiri dari perairan, Indonesia tentu membutuhkan informasi yang akurat mengenai kualitas air yang dimilikinya. Peruntukan perairan sangat beragam, diantaranya pelayaran, budidaya, pariwisata, air minum, irigasi.

Dalam pengertian umum, kualitas air adalah istilah yang menggambarkan kesesuaian atau kecocokan air untuk penggunaan tertentu. Kualitas air akan berbeda dari suatu kegiatan ke kegiatan lain, misalkan kualitas air untuk keperluan minum berbeda dengan kualitas air untuk keperluan budidaya. Kualitas air dapat diketahui dengan melakukan pengujian tertentu terhadap air tersebut. Pengujian yang biasa dilakukan adalah uji kimia, fisik, biologi, atau uji kenampakan (bau dan warna). Dalam pengukuran kualitas air ada beberapa hal yang harus diperhatikan diantaranya adalah parameter fisik, parameter kimia, dan parameter biologis. Air yang jernih belum berarti air yang baik bagi ikan, karena jernih bukan satu satunya syarat air berkualitas bagi ikan. Dalam lingkup budidaya yang lebih luas lagi, ikan yang dimaksud perlu dirinci lagi, bagaimana dengan habitatnya selama ini. Jika ingin ditingkatkan produknya, bagaimana dengan kualitas air yang diperlukan, parameter apa saja yang merupakan kebutuhan ikan untuk tumbuh dan berkembang dengan baik.

Yang menjadi pertanyaannya adalah bagaimana kita dapat mengamati wilayah perairan Indonesia yang sangat luas ini? Ibu Hendayani, Humas LAPAN Pasar Rebo mengatakan “sekarang sudah banyak pemanfaatan penginderaan jauh, apalagi untuk negara kepulauan besar seperti Indonesia penggunaan penginderaan jauh sangatlah berguna”.

Teknologi penginderaan jauh mempunyai kemampuan untuk mengindentifikasi serta melakukan monitoring terhadap perubahan sumberdaya alam dan lingkungan wilayah pesisir dan laut. Penginderaan jarak jauh itu sendiri adalah pengukuran atau akuisisi data dari sebuah objek atau fenomena oleh sebuah alat yang tidak secara fisik melakukan kontak dengan objek tersebut atau pengukuran atau akuisisi data dari sebuah objek atau fenomena oleh sebuah alat dari jarak jauh (misalnya dari pesawat, pesawat luar angkasa, satelit, kapal, atau alat lain). Penginderaan jauh sangat tergantung dari energi gelombang elektromagnetik. Gelombang elektromagnetik dapat berasal dari banyak hal, akan tetapi gelombang elektromagnetik yang terpenting pada penginderaan jauh adalah sinar matahari. Banyak sensor menggunakan energi pantulan sinar matahari sebagai sumber gelombang elektromagnetik, akan tetapi ada beberapa sensor penginderaan jauh yang menggunakan energi yang dipancarkan oleh bumi dan yang dipancarkan oleh sensor itu sendiri. Sensor yang memanfaatkan energi dari pantulan cahaya matahari atau energi bumi dinamakan sensor pasif, sedangkan yang memanfaatkan energi dari sensor itu sendiri dinamakan sensor aktif.

Satelit kelautan yang ada hingga saat ini dilihat dari sifat orbitnya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu satelit sunsynchronous dan geosynchronous atau earthsynchronous atau synchronous saja. Satelit sunsynchronous bergerak mengelilingi bumi secara terus-menerus dari utara ke selatan atau sebaliknya dan melewati kutub (atau dekat kutub). Satelit ini melewati bidang khatulistiwa pada waktu setempat yang selalu sama (waktu lokal). Satelit geostasioner atau geosynchronous mengelilingi bumi searah dengan gerakan rotasi bumi dan dengan periode yang sama dengan periode rotasi bumi yaitu 24 jam. Oleh karena itu satelit ini akan selalau berada di atas titik tertentu di bumi (di daerah khatulistiwa). Jika dilihat dari bumi maka satelit ini seolah-olah berada tetap di posisi tertentu dari bumi.

Ibu Hendayani dari LAPAN menyatakan bahwa untuk negara sebesar Indonesia, yang memiliki tiga zona waktu, diperlukan lebih dari satu satelit untuk mengawasi seluruh bagian negeri. Kalau hanya menggunakan satu satelit, terkadang bagian terujung dan terluar Indonesia tidak tertangkap citranya oleh satelit. Tetapi sangat disayangkan karena Indonesia belum bisa menciptakan satelit sendiri sehingga pemerintah harus menyewa satelit buatan negara lain. Beberapa negara yang menyewakan satelitnya untuk Indonesia adalah Prancis, Amerika Serikat, dan Jepang. Satelit Himawari merupakan salah satu satelit di Indonesia yang digunakan untuk mengawasi cuaca.

Untuk mengawasi seperti apa kualitas air di perairan Indonesia itu sendiri, berdasarkan data dari LAPAN, LAPAN menggunakan dua satelit: Landsat 8 dan SPOT 6. Satelit Landsat 8 dan SPOT 6 digunakan untuk mendapatkan informasi tentang muatan padatan tersuspensi (MPT), untuk mendapatkan informasi tentang suhu permukaan air laut menggunakan satelit Landsat 8 saja, dan untuk mendapatkan informasi mengenai fitoplankton Cl-a juga hanya menggunakan satelit Landsat 8 saja.

Gambar 2 Data dari pesebaran Cl-a


Gambar 3 Data pesebaran MPT dari Landsat 8


Gambar 4 Data pesebaran MPT dari SPOT 6


Gambar 5 Data suhu permukaan laut dari Landsat 8

Dari data-data yang didapatkan satelit kita dapat mengetahui bagaimana kualitas air laut di perairan Indonesia. Sekarang targetnya adalah Indonesia tak lagi menyewa satelit luar negeri untuk mengamati kondisi perairan Indonesia, melainkan mulai memproduksi sendiri satelit buatan anak negeri

Sumber:
Wawancara pihak LAPAN Pasar Rebo
LITBANG PEMANFAATAN DATA PENGINDERAAN JAUH UNTUK KUALITAS AIR. 2015. LAPAN


Tidak ada komentar:

Posting Komentar