PEMANFAATAN TEKNOLOGI
PENGINDERAAN JAUH UNTUK PENGAMATAN FASE PERTUMBUHAN PADI
Dosen Pengampu: Dr. Ir. Vina Serevina, M.M
Penulis: Putri Dinny Decca Pusphita Sari
Dewasa ini
kemajuan dalam bidang teknologi telah dikembangkan untuk memudahkan segala kebutuhan
manusia. Baik dalam bidang kesehatan, pendidikan, komunikasi, pertahanan,
peternakan, maupun bidang pertanian. Salah satu kemajuan teknologi yang saat
ini tengah banyak digunakan untuk berbagai kebutuhan, yaitu penginderaan jauh.
Menurut beberapa rujukan, definisi dari penginderaan jauh adalah sebagai
berikut:
Penginderaan
jauh adalah ilmu yang mempelajari tentang perolehan data, pemrosesan data serta
intepretasi data yang akan merekam interaksi antara energi elektromagnetik
dengan suatu objek. Selain itu, penginderaan jauh dapat juga didefinisikan
sebagai ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang suatu objek, daerah,
atau fenomena melalui analisis data yang diperoleh menggunakan suatu alat tanpa
kontak langsung dengan objek, area, atau fenomena yang dikaji.
Berdasarkan
beberapa definisi di atas, penginderaan jauh dapat didefinisikan secara umum
sebagai perekaman karekateristik suatu objek di bumi menggunakan suatu alat
dari jarak jauh. Berdasarkan sumber energi yang digunakan oleh sistem penginderaan
jauh dapat dibedakan menjadi dua, yaitu penginderaan jauh sistem aktif adalah sistem yang menggunakan energi buatan, seperti
gelombang mikro. Sedangkan penginderaan jauh sistem pasif adalah sistem yang menggunakan energi sinar matahari
yang dipantulkan ke permukaan bumi kemudian memantulkannya kembali dan
ditangkap oleh sensor yang ada pada satelit penginderaan jauh.
Teknologi
perolehan informasi (sensor) yang digunakan sangat bervariasi tergantung
platform yang digunakan dan dapat dikategorikan berdasarkan jarak perekaman
dari bumi. Beberapa platform yang
digunakan bisa berupa platform airborne
(balon udara atau pesawat) dan platform
spaceborne (satelit maupun pesawat ruang angkasa). Dari informasi yang diperoleh
dari sensor kemudian dapat diolah menjadi data-data yang diproses menjadi
beberapa informasi yang disebut citra satelit.
Citra satelit
tersebut selanjutnya dapat diolah kembali menjadi beberapa informasi sesuai
dengan kebutuhan. Salah satunya dapat digunakan dalam bidang pertanian, yaitu
pengamatan pada fase pertumbuhan padi. Seperti yang telah kita ketahui bahwa
terdapat empat fase pertumbuhan padi, yaitu fase awal penanaman atau fase
inundasi, fase vegetative, fase
generatif dan fase pemanenan.
Kegiatan
penginderaan jauh ini dilakukan dengan memonotori kondisi dari penanaman padi
dibutuhkan demi mengetahui ada atau tidaknya masalah dalam pertumbuhannya. Aplikasi dalam penginderaan
jauh, dimana dengan menggunkan data satelit
seperti Landsat 8 dan lainnya yang memiliki resolusi spasial dan temporal cukup
baik untuk memonitori kondisi pertanian padi dalam skala area yang luas. Pengamatan ini bertujuan untuk
mengetahui ada atau tidaknya masalah dalam pertumbuhan padi yang sedang
diamati. Apakah pertumbuhan padi tersebut dalam kategori baik atau padi
tersebut diserang oleh penyakit. Kita dapat mengetahuinya menggunakan analisis
data yang diperoleh dari citra satelit penginderaan jauh.
Berdasarkan
jurnal yang ditulis oleh D. D. Domiri
(Remote Sensing Application Center, LAPAN)
pada Jurnal IOP Conf. Series: Earth and
Environmental Science (2017) 012002,
metode yang digunakan dalam penginderaan jauh yang dilakukan, yaitu data primer
yang digunakan pada penelitian ini adalah refleksi permukaan dari data Landsat
8, P/R 122/064. untuk mendapatkan profil pertumbuhan padi secara lengkap,
dibutuhkan data multitemporal sebanyak 16 citra dalam periode waktu misalnya dari
Mei hingga Agustus.
Data citra yang
diperoleh selanjutnya diolah dengan menggunakan dua parameter yang akan
digunakan pada penelitian ini berdasarkan hasil dari Dirgahayu, seperti NDWI
dan EVI. NDWI
(Normalize Difference Water Index). Vegetation Index untuk mendeteksi
kehijauan lahan menggunakan Enhanced
Vegetation Index (EVI). Kondisi padi yang sudah dipanen ditunjukkan dengan
objek lahan terbuka pada areal persawahan dengan gradasi warna coklat tua dan magenta hingga gradasi warna
terang. Untuk
mengetahui tanaman padi dalam fase pertumbuhan vegetatif atau generatif, selanjutnya harus diketahui perubahan indeks
vegetatif
(EVI) yang dibandingkan dengan data 16 hari sebelumnya. Fase vegetatif terindikasi dengn meningkatnya indeks vegetasi atau
perubahan yang positif. Selama fase generatif muncul terindikasi dengan perubahan negatif atau
penurunan
pada indeks vegetatif.
Intepretasi visual yang
ada berdasarkan Citra Colour Composite dari Landsat 8, dan
berdasarkan citra RGB color composite 653 pada 31
Agustus 2015 dan beberapa bagian sudah siap dipanen. Objek air juga
dapat terlihat di beberapa bagian
dari citra satelit tersebut. Ketika
sedang fase vegetasi pada padi terlihat hijau tua hingga hijau muda serta
berwarna hijau kekuningan. Pengekstraksian dari EVI Maksimum sebagai parameter pertumbuhan biologis tanaman padi. Analisis statistik dari multitemporal EVI menggunakan Landsat 8 dari
Januari hingga September 2015 ditunjukkan oleh gambar di
bawah ini. Areal persawahan terlihat hijau muda dengan tekstur halus yang sangat
berbeda dengan daratan lainnya.
Data yang diperoleh dan diolah di LAPAN
(Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional) kemudian dapat diakses sesuai
kebutuhan. Dan data hasil pengamatan penginderaan jauh pada fase pertumbuhan
padi tersebut selanjutnya dapat digunakan oleh pelaku pertanian supaya dapat
meningkatkan kualitas hasil panen dan meningkatkan jumlah produksi padi yang
ada. Sehingga teknologi ini cukup menguntungkan bagi berbagai pihak. Mempermudah
petani dalam mengendalikan panennya serta mampu mengetahui semua permasalahan
dalam pertumbuhan padinya tanpa harus mengecek ke seluruh areal persawahan
secara langsung satu per satu. Sehingga pekerjaan di areal persawahan lebih
efektif dan pengerjaannya lebih cepat. Dengan adanya teknologi penginderaan
jauh ini, diharapkan dapat digunakan sebaik-baiknya oleh berbagai sektor
lapisan masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar