Selasa, 10 Juli 2018

Artikel Fisika Kebumian 108 - Arif Saputra - 3215141698 - "Berta’aruf Dengan Satelit Sebagai Penginderaan Jarak Jauh"


Berta’aruf Dengan Satelit Sebagai Penginderaan Jarak Jauh

By : DR. Ir. Vina Serevina, M.M, Arif Saputra


Pernahkah kalian menggunakan GMaps? Dikota-kota besar penggunaan GMaps sangat mendukung dalam sebuah pekerjaan atau sekedar petunjuk bagi para turis yang datang ke Kota tersebut. Kita semua tahu jika penggunaan GMaps sangat erat keterlibatannya terhadap satelit buatan manusia. Menurut kalian dari mana asal gambar peta yang muncul serta dari mana muncul location anda yang terdapat di GMaps tersebut? Tentu itu berasal dari satelit.

Lalu apakah hanya itu kemampuan satelit buatan manusia? Tentu tidak. Ternyata satelit itu sendiri memiliki berbagai macam kegunaan. Dalam fungsinya satelit memiliki peranan penting yaitu sebagai pengindraan jarak jauh. Apa yang dimaksud penginderaan jarak jauh? Penginderaan jarak jauh adalah

Pengindraan jarak jauh ini dapat diaplikasikan ke dalam beberapa hal. Salah satunya sebagai Maps. Hal lainnya yang sering kita jumpai adalah sebagai penanda hotspot  (titik api) dimana spot panas yang memungkinkan terjadinya kebakaran hutan. Berdasarkan pemaparan Mega, sebagai salah satu Humas dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) pengindraan jarak jauh ini memiliki berbagai kegunaan atau fungsi.

Teknologi penginderaan jauh sangat tepat digunakan untuk mencari, memantau, mengelola, dan memanfaatkan sumber daya kelautan secara berkelanjutan sesuai kondisi geografis Indonesia, kata seorang guru besar.

"Keunggulan teknologi ini dapat mendeteksi benda di bawah permukaan air atau menembus air hingga kedalaman tertentu," kata Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor (FPIK-IPB) Prof Setyo Budi Susilo dalam orasi ilmiah guru besar IPB, Sabtu.

Ia mengatakan Indonesia merupakan negara maritim, luas laut Indonesia 5,8 juta kilo meter persegi lebih besar dari luas daratan dan memiliki sekitar 17 ribu pulau besar maupun kecil.

Kondisi geografis tersebut, katanya, menjadi tantangan bagi para peneliti baik di lembaga penelitian maupun di perguruan tinggi Indonesia untuk mencari teknologi yang tepat dan relatif efisien. "Saat ini para peneliti telah menggunakan penginderaan jauh sebagai teknologi yang tepat untuk kondisi geografis Indonesia yang seperti itu," katanya.

Ia mengatakan pemanfaatan teknologi ini telah banyak dilakukan di laut Indonesia. Salah satunya deteksi atau pementaan klorofil produktivitas primer, dan pendugaan lokasi penangkapan ikan di laut.

"Penginderaan jauh sinar tampak ini untuk mendeteksi klorofil laut ini juga dikenal sebagai ocean color," katanya.

Menurutnya, penginderaan jarak jauh untuk menduga sebaran konsentrasi klorofil telah berkembang seiring dengan berkembangnya berbagai sensor satelit yang semakin sempurna, dengan resolusi spasial dan resolusi spektral yang semakin tinggi.

Berbagai penelitian telah membuktikan bahwa konsentrasi klorofil di laut merupakan indikator yang sangat kuat konsentasi fitoplankton dan berarti juga indikator ketersediaan sumber pakan alami bagi semua fauna yang ada di laut.

"Fitiplankton itu sumber pakan alami awal dalam rantai makanan di laut," katanya.

Setyo menambahkan penginderaan jauh tidak dapat atau tidak efektif digunakan untuk mendeteksi keberadaan ikan laut secara langsung. Karena, ikan atau kelompok ikan sangat dinamis bergerak. "Penelitian indera jauh sinar tampak memang tidak memberikan luaran komoditi yang siap pakai atau siap konsumsi. Namun, luaran penelitiannya mempunyai dampak besar bagi pemahaman kita tentang peran laut Indonesia," kata Setyo.

Secara rinci Setyo memaparkan peran teknologi Inderaja melalui orasi guru besar IPB dengan judul "Pemanfaatan dan Prospek Pengembangan Penginderaan Jauh (Indraja) Sinar Tampak Kelautan untuk Produktivitas Premier Laut".

Fungsi pengindraan jarak jauh ini berguna untuk mengetahui satwa yang terancam punah. Bagaimana caranya? Biasanya satelit akan merekam daerar yang dilewati oleh orbitnya. Namun, satelit tidak semata-mata merekam jumlah hewan yang berada disebuah habitat. Misal sebuah habitat alami dari kumpulan Komodo nampak rusak atau terjadi kebakaran atau secara tiba tiba mengalami penurunan jumlah pohon dan lain sebagainya. Maka data yang direkam oleh satelit tersebut dapat dijadikan dugaan bahwa spesies Komodo tersebut mengalami penurunan jumlah. Setelah itu rekaman data tersebut diberikan kepada yang berwenang sehingg dapat dipastikan melalui observasi langsung.

Fungsi lainnya adalah sebagai pengawasan terhadap illegal logging. Penggambaran yang ditampakan oleh satelit dapat dijadikan acuan dalam pengawasan pembukaan lahan. Bagaimana caranya? Satelit akan memperlihatkan gambaran lengkap mengenai daerah yang dilewati orbitnya. Jika awalnya nampak warna hijau dengan luas 3 hektar, lalu beberapa hari kemudian terlihat pengurangan jumlah daerah berwarna hijau. Maka dapat diduga terdapat pembukaan lahan. Kemudian rekaman data tersebut akan diberikan kepada yang berwenang untuk dilakukan observasi lapangan.

Selain untuk pengawasan hutan, pengindraan jarak jauh juga dapat digunakan untuk pengawasan ladang ganja. Kok bisa? Tentu bisa, ciri-ciri penanaman daun ganja di Indonesia biasanya tersebar dibeberapa titik namun berdekatan. Jika satelit menangkap gambar berwarna hijau pekat dengan pola perkebunan tersebut maka dapat diduga terdapat perkebunan ganja disitu. Sehingga data tersebut akan diberikan kepada pihak yang berwanang kemudian dilakukan observasi lapangan.

Fungsi berikutnya sebagai invoice kepada nelayan yang hendak menangkap ikan. Satelit akan menangkap gambar lautan, jika satelit menangkap ada warna alga disitu maka ada ikan. Posisi dari titik penangkapan itu akan segera di sampaikan kepada nelayan sehingga nelayan akan langsung berangkat ke tempat ikan berada tanpa harus mencari dan berputar-putar di lautan untuk mendapatkan ikan.

Laboratorium Penginderaan Jauh Keluatan merupakan laboratorium yang memanfaatkan teknologi penginderaan jauh dalam bidang kelautan. Sasaran yang akan dicapai dengan aplikasi teknologi penginderaan jauh untuk kelautan, yaitu:

1.       Menguasai IPTEK observasi kelautan menuju sistem observasi kelautan terpadu (operational oceanography).
2.       Menghasilkan informasi PPDPI yang valid, terdistribusi secara rutin, dan dapat mencakup seluruh wilayah perairan Indonesia.

Dalam rangka mendukung terwujudnya operational oceanography, Laboratorium Penginderaan Jauh kelautan memiliki peranan yang cukup signifikan, dalam penyediaan data suhu dan salinitas permukaan laut, konsentrasi klorofil-a, dan tinggi permukaan laut.

Itulah beberapa kegunaan atau fungsi dari satelit sebagai pengindraan jarak jauh. Jadi sekarang kita lebih memahami funsgi satelit. Tidak hanya sebagai maps dan komunikasi semata, melainkan banyak kegunaannya bagi kehidupan.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar