Pentingnya Manajemen Yang Baik dalam
Mengelola Laboratorium Fisika SMA
Vina Serevina, Resty Primadina*
Prodi Pendidikan Fisika, Fakultas MIPA, Universitas
Negeri Jakarta, Jl. Rawamangun Muka 13320.
Email: beeathoney@gmail.com
Abstrak
Keberadaan laboratorium Fisika di
sekolah terkadang berubah fungsi menjadi ruang kelas, alasannya
tidak tersedianya ruang belajar karena jumlah siswa yang banyak sehingga ruang
belajar yang ada tidak bisa mencukupi. Selain tentang gedung laboratorium
manajemen pengelolaan laboratorium juga harus mendapat perhatian khusus.
Pengelolaan laboratorium tentunya tidak bisa diserahkan kepada guru pengampuh
mata pelajaran saja, fungsi laboratorium
dalamprosespendidikanadalahSebagai tempat untuk berlatih mengembangkan
keterampilan intelektual melalui kegiatan pengamatan,pencatatan,dan pengkaji
gejala-gejala alam.
Mengembangkan keterampilan motorik siswa Memberikan dan memupuk keberanian untuk mencari hakekat kebenaran ilmiah dari sesuatu objek dalam lingkungn alam dan sosial.
memupuk rasa ingin tahu siswa sebagai modal sikap ilmiah seseorang calon ilmuan,membina rasa percaya diri sebagai akibat keterampilan dan pengetahuan atau penemuan yang diperolehnya. Laboratorium harus ditata sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi dengan baik. Tata ruang yang sempurna, harus dimulai sejak perencanaan gedung sampai pada pelaksanaan pembangunan.
Mengembangkan keterampilan motorik siswa Memberikan dan memupuk keberanian untuk mencari hakekat kebenaran ilmiah dari sesuatu objek dalam lingkungn alam dan sosial.
memupuk rasa ingin tahu siswa sebagai modal sikap ilmiah seseorang calon ilmuan,membina rasa percaya diri sebagai akibat keterampilan dan pengetahuan atau penemuan yang diperolehnya. Laboratorium harus ditata sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi dengan baik. Tata ruang yang sempurna, harus dimulai sejak perencanaan gedung sampai pada pelaksanaan pembangunan.
Kata Kunci:
Laboratorium Fisika,Siswa,Pengelolaan
Abstract: The existence of Physics labs in schools sometimes turns function into classrooms, the reason is the unavailability of study space because of the large number of students so that the existing study space can not suffice. In addition to laboratory management laboratory management buildings should also receive special attention. Laboratory management can not be surrendered to the teacher of course subjects, laboratory functions in the process of education is a place to practice developing intellectual skills through observation, recording, and review of natural phenomena.Developing students' motor skills Giving and nurturing courage to seek the essence of the scientific truth of an object in the natural and social environment.cultivate a student's curiosity as a scientific attitude of a scientist's candidate, foster self-esteem as a result of his skills and knowledge or discoveries. The laboratory should be arranged in such a way that it can function properly. Perfect spatial planning should start from building planning to development implementation.
Keywords:Physics Laboratory,Student,Management
Pendahuluan
Pengelolaan laboratorium yang kurang sungguh
– sungguh mulai dari saat perencanaan, pembangunan sampai pada
pemakaianya, Sebagai contoh masih ada laboratorium yang ukuran dan tata letak
yang belum standar serta tidak adanya instalasi airnya. Selain tentang gedung
laboratorium manajemen pengelolaan laboratorium juga harus mendapat
perhatian khusus.
Pengelolaan
laboratorium tentunya tidak bisa diserahkan kepada guru pengampuh mata
pelajaran saja, Jika guru yang mengampuh mata pelajaran dia juga membimbing
praktikum kemudian dibebani dengan tugas mengelola laboratorium hal ini sangat
memberatkan, karena guru tidak cukup waktu untuk menyiapkan dan membereskan
alat sebelum dan setelah praktikum kemudian ia harus mengajar di kelas lainnya,
hal ini membuat proses praktikum menjadi tidak merangsang peserta didik untuk
mendalami pelajaran tersebut, sehingga pemanfaatan laboratorium Fisika
kurang maksimal.
Sekarang pertanyaannya adalah bagaimana membuat suatu
laboratorium fisika agar menjadi suatu tempat yang dapat mendukung suatu proses
pembelajaran yang lebih baik,dapat meningkatkan kreativitas anak dan dapat
menstimulasi peserta didik untuk berpikir kritis. Komponen-komponen
laboratorium fisika dapat dikategorikan dalam 5 komponen yang terdiri dari
bangunan laboratorium, fasilitas laboratorium, alat-alat laboratorium,
bahan-bahan, dan personil pengelola laboratorium.
Metodologi
Pada
penelitian ini digunakan metode penelitian kuantitatif. Metode penelitian
kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada
filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel
tertentu. Teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random,
pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat
kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah
ditetapkan. (Sugiyono, 2012)
Pembahasan
Tata ruang yang sempurna,
harus dimulai sejak perencanaan gedung sampai pada pelaksanaan pembangunan.
Tata ruang yang baik mempunyai pintu masuk (in), pintu keluar (out), pintu
darurat (emergency-exit), ruang persiapan (preparation-room), ruang peralatan
(equipment-room), ruang penangas (fume-hood), ruang penyimpanan (storage -
room), ruang staf (staff-room), ruang teknisi (technician-room), ruang bekerja
(activity-room), ruang istirahat/ibadah, ruang prasarana kebersihan, ruang
toilet, lemari praktikan (locker), lemari gelas (glass-rack), lemari alat-alat
optik (opticals-rack), pintu jendela diberi kawat kasa agar serangga dan burung
tidak dapat masuk, fan (untuk dehumidifier), ruang ber-AC untuk alat-alat yang
memerlukan persyaratan tertentu.
Para personil akan terdiri dari beberapa orang yang jumlahnya
akan tergantung pada keadaan laboratorium, jumlah praktikum dan tujuan para
praktikum yang melaksanakan praktikum atau eksperimen di laboratorium itu. Yang
ideal personal-personal yang akan terlibat langsung berdasarkan birokrasi dan
hirarki tanggung jawab bidang kerja yang harus ditanganinya terdiri dari,
masing-masing personal harus memahami dan mengerti bidang kerja yang menjadi
tanggung jawabnya, sesuai dengan peraturan yang berlaku pada lembaganya dan
selalu berorientasi pada tujuan dan fungsi laboratorium yang dibinanya.Antara
para personil pengelola yang langsung dan jalur vertikal secara administrasi
harus terbina dengan hubungan yang harmonis dan masing-masing dapat memahami
bahwa mereka semua itu merupakan komponen-komponen dari system dan pendidikan.Dalam proses merawat laboratorium dan
mengecek KIT yang didapatkan dari dinas pendidikan serta pengelolaan inventaris
alat-alat laboratorium itu kita berkoordinasi antara petugas kebersihan,guru
fisika yang hanya terdiri dari 2 orang serta wakil kepala sekolah bidang sarana
dan prasarana,kita saling bekerja sama agar laboratorium dapat terjaga dengan
baik(Ema,2018).
Dalam pengelolaan laboratorium, ada 5 macam komponen
laboratorium yang dapat dikategorikan dalam 2 kelompok, yaitu kelompok
pengelola (sebagai sumber daya manusia) dan kelompok yang dikelola, yaitu
bangunan laboratorium, fasilitas laboratorium, alat-alat laboratorium dan
bahan-bahan laboratorium. Untuk tercapainya tujuan pembelajaran/praktikum, maka
perlu mendapat perhatian yang serius terutama dari pihak yang berwenang baik
secara teknis maupun administrativ. Pengelola laboratorium perlu mendapat
perhatian terutama dari segi penggunaan waktu kerja, disiplin yang diperlukan,
kesehatan personal yang bekerja dilaboratorium, dan yang paling penting
keselamatan kerja personal/siswa di Laboratorium. Pengelolaan merupakan suatu
proses pendayagunaan sumber daya secara efektif dan efisien untuk mencapai
suatu sasaran yang diharapkan secara optimal dengan memperhatikan keberlanjutan
fungsi sumber daya.
Kesimpulan
Pengelolaan laboratorium berkaitan dengan pengelola dan pengguna,
fasilitas laboratorium (bangunan, peralatan laboratorium, KIT Fisika)dan aktivitas
yang dilaksanakan di laboratorium yang menjaga keberlanjutan fungsinya. Pada
dasarnya pengelolaan laboratorium merupakan tanggung jawab bersama baik
pengelola maupun pengguna. Oleh karena itu, setiap orang yang terlibat harus
memiliki kesadaran dan merasa terpanggil untuk mengatur, memelihara, dan
mengusahakan keselamatan kerja.Mengatur dan memelihara laboratorium merupakan
upaya agar laboratorium selalu tetap berfungsi sebagaimana mestinya. Sedangkan
upaya menjaga keselamatan kerja mencakup usaha untuk selalu mencegah
kemungkinan terjadinya kecelakaan sewaktu bekerja di laboratorium dan
penangannya bila terjadi kecelakaan.
Saran
Para pengelola laboratorium hendaknya
memiliki pemahaman dan keterampilan kerja di laboratorium, bekerja sesuai tugas
dan tanggung jawabnya, dan mengikuti peraturan. Tata tertib kerja di
laboratorium merupakan pedoman umum yang dirumuskan dirumuskan untuk menjaga
keselamatan kerja dan memelihara fasilitas laboratorium.
Daftar Pustaka
Sugiyono. (2012). Metode
Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Setyaningrum, Rus. 2017. Efektivitas
Pelaksanaan Praktikum Fisika Siswa SMA Negeri
Kabupaten Purwokerto. Jurnal Berkala Pendidikan Fisika. 03(1):83-84
Sundari, Retna. 2008. Evaluasi Pemanfaatan
Laboratorium dalam Pembelajaran di Madrasah Aliyah Negeri Sekabupaten Sleman. Jurnal
Penelitian dan Evaluasi Pendidikan.12(2): 202.
Decaprio, Richard.2 013.Tips Mengelola
Laboratorium Sekolah; IPA, Bahasa, Computer Dan Kimia. Jogjakarta: Diva
press.
Dokumentasi Penelitian
(Dokumentasi Pribadi, 2018)
(Dokumentasi Pribadi, 2018)
(Dokumentasi Pribadi, 2018)
(Dokumentasi Pribadi, 2018)
Keren artikelnya http://www.catatanemak.com/2018/07/5-kriteria-kartu-kredit-yang-paling.html
BalasHapus